CARI Infonet

 Forgot password?
 Register

ADVERTISEMENT

12Next
Return to list New
View: 5137|Reply: 27

PTDI dah bungkus........

[Copy link]
Post time 6-9-2007 04:26 PM | Show all posts |Read mode
Syarikat pengeluar pesawat Indonesia diisytihar muflis

JAKARTA 5 Sept.
Reply

Use magic Report


ADVERTISEMENT


 Author| Post time 6-9-2007 04:27 PM | Show all posts
apa kesannya pada operasi pesawat CN235 milik TUDM..........

AIROD tak nak beli saham PTDI ker......?   
Reply

Use magic Report

Post time 6-9-2007 04:36 PM | Show all posts
Sayangnya.....PTDI ni bukan projek dari idea B.J Habibie ke...?
Rugi la klu tutup mcm tu je. Klu UAE dgn South Korea sanggup beli produk diorang, maknenya hasil pengeluaran diorang bukan calang2.
Reply

Use magic Report

Post time 6-9-2007 04:45 PM | Show all posts
ala casa ada
Reply

Use magic Report

Post time 6-9-2007 05:12 PM | Show all posts
"Para pekerja itu menuntut syarikat membayar bayaran pencen dan elaun sagu hati pemberhentian mengikut gaji terakhir yang dikatakan berjumlah AS$$21.5 bilion atau RM75.25 bilion."

Ada ker kompeni Malaysia yg mampu nak cover bayaran pekerja sampai RM 75.25 billion kalau nak take over PTDI?
Reply

Use magic Report

Post time 6-9-2007 05:19 PM | Show all posts
Dasat tul, tuntutan sampai RM75.25 billion   Kalau camni mmg berkubur terus laa company ni... Sayang betul, satu2nya company pesawat kat SEA dah mati...
Reply

Use magic Report

Follow Us
Post time 6-9-2007 05:36 PM | Show all posts
Takziah
Reply

Use magic Report

Post time 7-9-2007 12:09 AM | Show all posts
Jangan Khawatir ... PTDI tidak akan bangkrut atau ditutup.... 燬engketa yang timbul terjadi antara ex-karyawan dengan Pemerintah RI selaku shareholder PTDI yang hingga saat ini masih belum membayar kewajiban sebesar IDR 40 billion (not RM 72.5 billion) atas pemecatan mereka PTDI..

Sekedar info, 燩TDI saat ini sedang mengembangkan pesawat latih tempur untuk memenuhi kebutu*an TNI-AU serta juga memenuhi kontrak pengadaan suku cadang untuk Airbus A380 serta juga pembuatan pesawat Casa C212-200, CN 235 dan tipe-tipe lainnya.

Indonesia amat sangat membutu*kan eksistensi industri strategis ini bagi pertahanan燿an爇elangsungan爊egara爇edepan
Reply

Use magic Report


ADVERTISEMENT


Post time 7-9-2007 12:29 AM | Show all posts

Reply #8 jf_pratama's post

Baguslah klu gitu sih...gue pun sudah lama nga ke bandung....
Reply

Use magic Report

Post time 7-9-2007 12:43 AM | Show all posts
yah....mesia bisa saja dulukan ongkosnya, supaya karya strategis nusantara ini tidak terpailit. Mungkin juga mesia bisa adakan usahasama dengan PTDI utk jalankan usaha pembuatan pesawat bersama, pesawat latih tempur itu kedengarannya menarik. apa tanggapan bapak2 mesia semua?
Reply

Use magic Report

Post time 7-9-2007 12:50 AM | Show all posts
gini dah akibat hukum/undang undang ke tenaga kerjaan di Indonesia yang simpang siur.
peraturan lama blon di cabut, muncul peraturan baru yg di buat oleh dpr..puihhh
too many flippping law on top of each other and none of them work...
Reply

Use magic Report

Post time 7-9-2007 01:01 AM | Show all posts

Reply #10 windof's post

Setuju ya amat sih...CTRM amat sesuei banget utk berkolaborasi bersama PTDI...udah kedua2nya amat berpengalaman dlm dunia penerbangan...sudah tentu ramei karyawan2 msia bisa ke indonesia utk mempelajari cara membuat pesawat tempur ringan itu dan seterusnya bisa dipasang di msia supaya kedapatan faedahnya bisa dinikmati kedua2 pihak...gue mengesyor agar kepala2 tst bisa bertemuan utk mencadangkan perkara ini dilaksanakan agar produksinya bisa diteruskan....
Reply

Use magic Report

Post time 7-9-2007 07:44 AM | Show all posts
Originally posted by jf_pratama at 7-9-2007 12:09 AM
Jangan Khawatir ... PTDI tidak akan bangkrut atau ditutup....  Sengketa yang timbul terjadi antara ex-karyawan dengan Pemerintah RI selaku shareholder PTDI yang hingga saat ini masih belum membay ...


bleh caya ker berita indon neh????
Reply

Use magic Report

Post time 7-9-2007 09:11 AM | Show all posts

Reply #10 windof's post

Aku setuju kalau kita tingkatkan usaha bersama Indonesia utk hasilkan kapalterbang/helikopter militer dan komersial...tapi di Malaysia, semua yer bergantung pada JP
Reply

Use magic Report

Post time 7-9-2007 09:26 AM | Show all posts
waduh...kedengarannya hebat, bapak2 mesia senang sekali dengan perkara ini. Gw senang banget dengan perkhabaran ini. Nggak bisa khuatir dengan JP dari Malaysia, bisa beres kalau udah ke Bandung, bisa main golof sama caddy2 yang cantik banget, agar urusannya jadi lebih gampang....
Reply

Use magic Report

Post time 7-9-2007 10:47 AM | Show all posts

Reply #15 windof's post

Jerung Perkasa betina tu perlukan caddy yg iras2 hero sinetron
Reply

Use magic Report


ADVERTISEMENT


Post time 10-9-2007 11:03 PM | Show all posts
Originally posted by mmc at 6-9-2007 04:45 PM
ala casa ada


Btol tue........................
Reply

Use magic Report

Post time 13-9-2007 07:15 PM | Show all posts
Industri pesawat terbang
PT DI di Antara XAC, Airbus, dan Boeing

ninok leksono

Tentu tidak sepadan membandingkan pabrik pesawat raksasa Amerika Serikat, Boeing, atau raksasa Eropa, Airbus, dengan PT Dirgantara Indonesia. Namun, dari Airbus dan Boeing sekalipun, PT DI dapat terus belajar tentang ilmu-ilmu apa saja yang perlu dimiliki untuk mengembangkan industri pesawat terbang yang unggul dan secara penjualan berjaya.

Boeing yang riwayatnya sudah terentang 91 tahun kini sedang berbunga-bunga setelah merebut kembali mahkota "raja pembuat pesawat" yang selama beberapa tahun sempat direbut oleh Airbus. Dengan produk baru yang menjadi andalannya, 787 Dreamliner, Boeing kembali percaya diri. Sebanyak 684 jet penumpang jarak menengah ini telah terjual kepada 47 klien dengan nilai 114 miliar dollar AS.

Pesawat 787 yang terbuat dari sistem yang sepenuhnya baru juga telah melahirkan kembali Boeing. Sistem pembuatan perakitan top-down dan "kami tahu semuanya" kini digantikan dengan system-integrator yang lebih kooperatif dan berbagi (power-sharing).

Perusahaan yang kini berpusat di Chicago ini juga belajar banyak untuk lebih mendengarkan apa yang dibutu*kan oleh klien. Ini, seperti dikutip Coco Masters (Time, 17/9), satu pelajaran yang tidak mudah. Namun, Boeing justru jadi terbuka pikirannya akibat tekanan dari pesaing bebuyutannya, Airbus, yang terakhir telah menginvestasikan dana sebesar 10 miliar dollar AS untuk membuat superjumbo yang oleh Masters disebut sebagai "Spruce Goose modern".

Kalau Spruce Goose adalah itik raksasa yang urung mengangkasa, karya Airbus justru sedang akan mengawali satu era baru penerbangan mulai bulan depan. Setelah penyerahan pertama kepada maskapai Singapore Airlines 15 Oktober mendatang, superjumbo A-380 yang berkapasitas 555 penumpang akan memulai layanan komersial pertamanya dengan rute Singapura-Sydney pada pekan terakhir Oktober.

Bahwa Boeing bisa kembali menemukan kepercayaan diri kembali itu karena pengelolanya tak pernah patah semangat, memiliki jiwa kewirausahaan sejati, dan mau belajar dari pengalaman hari kemarin. Dengan didukung oleh inovasi teknologi, Boeing kini punya senjata baru, 787 Dreamliner, yang diyakini akan menjadi pilihan pertama penumpang.

Jet yang diluncurkan perdana Juli lalu di Seattle ini akan punya kelengkapan interior serba baru, dengan tekanan udara lebih besar, kelembaban udara lebih besar, jendela lebih besar, ruang lebih besar, tetapi emisi karbon per penumpang lebih kecil. Maskapai penerbangan diyakini akan menyukai pesawat yang berbiaya operasi dan pemeliharaan lebih rendah ini.

Ketika Airbus sedang berkutat mengatasi keterlambatan A-380 yang membuatnya harus merogoh 3 miliar dollar AS lagi, lalu juga memaksanya memberhentikan 10.000 karyawannya musim semi kemarin, keunggulan atas Boeing pun lepas. Dari jumlah pesanan pesawat hingga akhir tahun ini, Boeing dengan 701 pesanan, unggul 13 pesawat dibandingkan dengan Airbus. Raksasa Amerika ini juga mengumumkan keuntungan terbesar selama empat tahun terakhir (1,1 miliar dollar AS), dan untuk pertama kalinya bagian pesawat komersial mengalahkan bagian militer dalam segi omzet.

Sungguh riwayat yang mengesankan.

"Everett of the East"


Pada dasawarsa 1980-an, PT Dirgantara Indonesia (DI), yang kala itu masih bernama Industri Pesawat Terbang Nusantara (IPTN), sempat menimbulkan harapan besar. Pabriknya di Bandung, Jawa Barat, bertambah luas dan dilengkapi dengan peralatan mutakhir. Tidak sedikit tamu yang sempat berkunjung ke IPTN geleng-geleng kepala melihat kemodernan industri kedirgantaraan Indonesia ini.

Adanya mesin pemotong logam yang amat canggih, misalnya dengan diprogram bisa diminta melakukan pemotongan logam untuk menjadi buah catur yang rumit, serta perangkat lunak untuk desain dan manufacturing (CAD/CAM) Catia yang maju, termasuk hal yang mengundang decak kagum.

Setelah diawali dengan merakit pesawat turboprop CASA C-212, lalu dilanjutkan dengan usaha patungan dengan CASA Spanyol membuat CN-235 yang terbang perdana 31 Desember 1983, IPTN pun lalu merambah ke upaya pencapaian teknologi lebih maju, yang lalu mewujud pada N-250 yang terbang perdana 10 Agustus 1995, hadiah hebat bagi Tahun Emas RI. Bahkan, setelah itu, sempat pula diluncurkan proyek jet penumpang N-2130.

Ketika upaya terus dirintis untuk mengembangkan pesawat, datang krisis ekonomi 1997 yang memorak-porandakan semuanya. Atas badai yang datang ini, bisa saja Indonesia atau IPTN yang, setelah itu berubah menjadi PT DI, menyalahkan pihak lain. Namun, tetap ada pelajaran yang harus dipetik, antara lain IPTN/PT DI memang terlalu berat ke pencapaian teknologi, padahal sebagai perusahaan tugas pertamanya adalah memperoleh penghasilan agar perusahaan terus sehat dan bisa tumbuh.

Selanjutnya industri kedirgantaraan nasional ini pun harus tertatih-tatih, sampai sempat diberitakan harus membuat panci dan antena parabola. Lebih memprihatinkan lagi hubungan industrial antara manajemen dan karyawan pun memburuk, yang dampaknya berlarut hingga hari ini. Semuanya mencapai puncaknya dengan keluarnya keputusan pengadilan yang memailitkan perusahaan yang amat berkibar pada era Orde Baru ini.

Ini tentu riwayat yang tragis dan amat kontras dengan Boeing, yang meskipun sempat disusul oleh Airbus tetapi kemudian bisa merebut kembali posisi terunggulnya. Juga dikatakan tragis karena pada masa jaya, IPTN di Bandung sempat dijuluki "Everett of the East", meminjam Boeing dan kota yang menjadi pusat produksinya di Everett, dekat Seattle, negara bagian Washington.

Harus bangkit

Akan tetapi, PT DI tak boleh tenggelam dalam kesuraman. Pertama-tama perusahaan ini梔engan bantuan pemerintah梙arus bisa menyelesaikan persoalannya dengan mantan karyawan secara sebaik-baiknya (dengan take and give, bersemangat win-win). Di bawah kepemimpinan dirut baru (Dr Budi Santoso yang banyak membawa kemajuan di PT Pindad sebelum ini) harapan tersebut ada.

PT DI harus dirombak secara fundamental dalam pola pikir dan pendekatan kerjanya, juga dalam memilih produk-produknya. Kalaupun kepada pimpinan nasional direksi baru menjelaskan ada prospek bisnis sekitar 600-700 juta dollar AS, seperti dicerminkan dalam negosiasi yang kini sedang dijalankan, hal itu masih membutu*kan dukungan modal awal yang tidak kecil.

Yang jelas, dari segi produknya PT DI harus tidak lagi berorientasi pada sesuatu yang serba canggih. Cukup satu N-250! Selanjutnya kembali ke ide untuk menghasilkan produk yang bisa menjadi "Bus Nusantara". Indonesia masih banyak membutu*kan pesawat seperti NC-212, CN-235 yang andal, tangguh, bandel untuk mendarat dan lepas landas dari landasan sederhana. Tidak perlu fly-by- wire, yang penting punya mesin dan alat navigasi andal.

Terakhir, banyak disinggung rencana pengembangan pesawat N-219, tetapi seperti dikutip Flight International (21/2/2006), diperlukan dana awal sebesar 75 juta dollar AS untuk meluncurkan proyek ini. Kalau memang itu sulit, mengapa tidak dijajaki kemungkinan untuk memulihkan kerja sama dengan EADS (induk CASA) yang dulu pernah menjadi mitra, tetapi hubungan kemudian runyam gara-gara IPTN keliru pendekatan.

Seperti dikemukakan dalam Asian Aerospace 2006 di Singapura, pihak EADS sudah membuka peluang dialog untuk pembukaan kembali kerja sama, antara lain dengan pembukaan fasilitas produksi C-212-400 di Bandung, dan PT DI membantu dalam pemasarannya di Asia, sedangkan CASA untuk bagian dunia lainnya.

Di era ketika mobilitas penduduk Indonesia makin tinggi
Reply

Use magic Report

Post time 14-9-2007 11:18 AM | Show all posts
sayangnyer kalau betul2 kena tutup...
Reply

Use magic Report

Post time 14-9-2007 03:15 PM | Show all posts
gomen mesia patut beli borong company ni, bawak balik mesia dan teruskan produksi pesawat2 militer dan komersial yg dah wujud oleh PTDI tuh di sini, bila dah beli, namanya boleh tukaq pada JP Corporation ker, Industri Pesawat Kroni Kebangsaan ker, Perusahaan Kapalterbang Adik-Beradik Bhd ker....amacam? Ada bagus wa munya proposal? Ini memandangkan mesia mmg memerlukan lebih banyak pesawat2 baru spt helikopter pengangkut, CSAR, tempur, LOH, bomba, polis, APMM, utk tentera laut, TD, pesawat2 kepak kaku baik yg sederhana dan yg besar utk maritime patrol, AEW, pengangkut, dan juga pesawat2 amphibia utk APMM, bomba dan navy menjalankan tugas2 SAR, rondaan, peperangan permukaan dan bawah permukaan, memadamkan kebakaran hutan, menyelamat di lautan dan multirole lain sbgnya. Lagipun pesawat2 VIP tak payah nak import dari luar lagi, boleh jimat defisit import berpuluh2 billion ringgit. Alang2 JP2 makan duit atas angin jer dengan modal air liur dan cuti2 keluar negara, baik kasi duit tuh kat JP Corp yg buat sendiri produk2 yg diperlukan negara, tapi kena buat syarat ngan JP Corp nih, tak leh ambik untung berlebih2an, ingat sama, duit rakyat yg disapu akan medapat ganjaran azab siksa di neraka kelak, sama2 lah kita berpesan2 pada kebenaran dan kesabaran, agar kita semua menjadi orang2 yg taqwa. Jangan pikir nak kaya cepat jer dan melupakan halal-haram apa yg dimakan.... sekian pesanan sempena jumaat dan ramadan kali ni, tq....
Reply

Use magic Report

12Next
Return to list New
You have to log in before you can reply Login | Register

Points Rules

 

ADVERTISEMENT



 

ADVERTISEMENT


 


ADVERTISEMENT
Follow Us

ADVERTISEMENT


Mobile|Archiver|Mobile*default|About Us|CARI Infonet

28-4-2024 02:59 AM GMT+8 , Processed in 0.063404 second(s), 46 queries .

Powered by Discuz! X3.4

Copyright © 2001-2021, Tencent Cloud.

Quick Reply To Top Return to the list