CARI Infonet

 Forgot password?
 Register

ADVERTISEMENT

View: 1594|Reply: 0

Ketika Berburuk Sangka Pada Orang Lain, Tebuslah dengan Amalan dan Doa Ini

[Copy link]
Post time 23-2-2021 09:20 AM | Show all posts |Read mode
Ketika Berburuk Sangka Pada Orang Lain, Tebuslah dengan Amalan dan Doa Ini



Berburuk sangka pada orang lain dikenal dengan istilah su’uzhon. Su’uzhon adalah berburuk sangka pada orang lain tanpa ada dasar yang jelas.

Dalam Islam, berburuk sangka pada orang lain atau su’udzon ini merupakan sifat tidak terpuji yang harus dihindari sebisa mungkin. Bahkan ulama sepakat bahwa su’uzhon hukumnya haram dan pelakunya berdosa.

Oleh karena itu, jika kita terlanjur berburuk sangka kepada orang lain, maka kita harus segera membaca istighfar kepada Allah Swt. Selain itu, kita harus segera menebus dosa su’uzhon tersebut dengan membaca surah-surah Al-Qur’an dan doa berikut;

Pertama, membaca surah Al-Fatihah sekali.

Kedua, membaca surah Al-Ikhlas sekali.

Ketiga, membaca surah Al-Falaq sekali.

Keempat, membaca surah Al-Nas sekali.

Kemudian kita berdoa kepada Allah Swt. agar pahala bacaan surah-surah Al-Quran tersebut diberikan pada orang yang padanya kita telah berburuk sangka sebagai tebusan. Doanya adalah sebagai berikut;

اَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى نَبِيِّكَ وَحَبِيْبِكَ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَأَلِهِ وَأَثِبْنِيْ عَلَى مَا قَرَأْتُهُ وَاجْعَلْهُ فِيْ صَحِيْفَةِ عَبْدِكَ فُلاَنٍ….

Ya Allah, berilah rahmat dan keselamatan pada Nabi-Mu dan kekasih-Mu, junjungan kami Nabi Muhammad dan keluarganya, dan berilah aku pahala atas apa yang telah aku baca dan tulislah pahala tersebut di buku catatan amal hamba-Mu..(sebut nama).

Ini sebagaimana disebutkan oleh Syaikh Muhammad Abdul Baqi Al-Ayyubi dalam kitab Al-Manahil Al-Salsalah fi Al-Ahadis Al-Musalsalah berikut;

ومن ادابه اذا وقعوا في سوء ظن بأحد او غيبة ولم يعلم بها صاحبه فليقرءوا ام القرأن وسورة الاخلاص والمعوذتين ويهدوا ذلك في صحيفة من اساءو الظن به او اغتابوه وكيفية الاهداء ان يقول: اللهم صل وسلم على نبيك وحبيبك سيدنا محمد واثبني على ما قرأته واجعله في صحيفة عبدك فلان. فان الشيخ ابو المواهب راى النبي صلى الله عليه وسلم في المنام وامره بذلك

Di antara ada orang yang melakukan buruk sangka pada orang lain, atau melakukan ghibah, maka hendaknya dia membaca surah Al-Fatihah, surah Al-Ikhlas, Al-Mu’awwidzitain, dan kemudian dihadiahkan untuk ditulis di buku catatan amal orang yang padanya dia telah berburuk sangka atau melakukan ghibah.

Cara menghadiahkannya adalah sebagai berikut; Ya Allah, berilah rahmat dan keselamatan pada Nabi-Mu dan kekasih-Mu, junjungan kami Nabi Muhammad dan keluarganya, dan berilah aku pahala atas apa yang telah aku baca dan tulislah pahala tersebut di buku catatan amal hamba-Mu…(sebut nama).

Hal ini karena Syaikh Abu Al-Mawahib pernah bermimpi bertemu Nabi Saw, dan beliau menyuruh padanya untuk melakukan hal itu.

Penjelasan kalau Berburuk Sangka adalah Bentuk Kezaliman

Berburuk sangka atau dalam bahasa Arab disebut Su’uzon adalah tindakan tidak terpuji yang harus dihindari sebisa mungkin. Su’uzon (Arab: Su’u az-Zhann) adalah berprasangka buruk pada orang lain tanpa ada dasar yang jelas. Su’zon hukumnya haram karena dapat merusak tatanan kehidupan dalam keluarga, sahabat, masyarakat, dan negara.

Su’uzon pada keluarga, maka akan menjadikan mereka seakan-akan di penjara. Ruang gerak menjadi sempit dan meresakan keterkungkungan di dalam rumah sendiri. Sedikit-sedikit ada kecurigaan dari salah satu anggota keluarga. Suami yang terlalu ketat akan mencurigai setiap aktivitas istrinya. Lebih-lebih ketika sang istri keluar rumah. Istri yang hiper cemburu pun demikian, ia akan memburu setiap pesan yang masuk di medsos suaminya. Dikira suaminya punya istri kedua atau simpanan, padahal kadang yang sms ibu mertuanya sendiri.

Su’uzon pada sahabat, maka sebesar apapun kebaikan mereka akan terlihat kecil di matanya. Sahabatnya mendekat dicurigai mau cari muka, ketika menjauh dicurigai hanya ada saat butuh. Munculah istilah pagar makan tanaman atau musuh dalam selimut dikarenakan prasangka yang berlebihan.

Su’zon pada masyarakat, maka akan menjadikannya terkucilkan dari kehidupan sosial. Ada tetangganya dapat rejeki, dicurigai hasil pesugihan. Tetangganya naik haji, dicurigai hasil korupsi. Jika terus menerus dengan sikap seperti yang demikian, maka pasti ia akan terpinggirkan dengan sendirinya. Seakan-akan orang lain tidak pernah benar di matanya.

Su’uzon pada negara, dalam hal ini pemerintah, baik di tingkat desa, kecamatan, kabupaten, sampai pusat. Sebaik apapun program yang ditawarkan atau direncanakan oleh pemerintah, maka akan selalu nampak buruk bagi mereka yang memelihara sifat su’uzon. Dikit-dikit dibilang pencitraan, dikit-dikit dibilang sok perhatian, intinya selalu bernilai buruk di mata mereka. Orang seperti ini akan suka mengkambinghitamkan pemerintah. Tapi bantuannya tetap diambil, programnya dijelekkan. Sungguh lucu mereka ini. Mau terlihat kritis, padahal mereka lagi krisis modal, model, dan moral.

Mengapa mereka bisa melakukan hal yang tersebut? Salah satu jawabannya karena mereka tidak mampu melakukan hal yang sama dengan orang yang dicurigai. Lalu lahirlah sifat dengki dalam hati mereka. Akhirnya semua yang dilakukan oleh orang yang dicurigai menjadi hambar dan buruk di mata mereka. Padahal mereka bukannya tidak tahu atas keharaman dari berburuk sangka. Allah Swt. berfirman:

يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوا اجْتَنِبُوْا كَثِيْرًا مِّنَ الظَّنِّۖ اِنَّ بَعْضَ الظَّنِّ اِثْمٌ وَّلَا تَجَسَّسُوْا وَلَا يَغْتَبْ بَّعْضُكُمْ بَعْضًاۗ  اَيُحِبُّ اَحَدُكُمْ اَنْ يَّأْكُلَ لَحْمَ اَخِيْهِ مَيْتًا فَكَرِهْتُمُوْهُۗ وَاتَّقُوا اللّٰهَ ۗاِنَّ اللّٰهَ تَوَّابٌ رَّحِيْمٌ

Wahai orang-orang yang beriman! Jauhilah banyak dari prasangka, sesungguhnya sebagian prasangka itu dosa dan janganlah kamu mencari-cari kesalahan orang lain dan janganlah ada di antara kamu yang menggunjing sebagian yang lain. Apakah ada di antara kamu yang suka memakan daging saudaranya yang sudah mati? Tentu kamu merasa jijik. Dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Penerima tobat, Maha Penyayang. (Al-Hujurot (49) : 12)

Rasulullah Saw. bersabda:

اياكم والظن فان الظن اكذب الحديث

Jahuilah olehmu sifat prasangka buruk. Karena ia merupakan paling dustanya pembicaraan. (HR. Bukhori Muslim)

Dalam kitab Ibanatul Ahkam dijelaskan bahwa setidaknya ada empat kandungan dari hadits tersebut. Pertama, kewajiban berbaik sangka kepada Allah Swt. Kedua, keharaman berburuk sangka kepada Allah Swt. dan orang-orang yang nampak adil dan menjaga kehormatannya. Ketiga, kesunnahan berprasangka baik kepada orang baik. Keempat, kebolehan berburuk sangka pada orang yang terkenal jahat.

Oleh karena itu, jahuilah sikap berburuk sangka. Buanglah sejauh mungkin sifat tersebut dari hati kita. Lebih-lebih pada orang terdekat kita yang memang sudah dikenal baik. Allah Ta’ala A’lam.

Sumber:https://bincangsyariah.com

Rate

1

View Rating Log

Reply

Use magic Report

You have to log in before you can reply Login | Register

Points Rules

 

ADVERTISEMENT



 

ADVERTISEMENT


 


ADVERTISEMENT
Follow Us

ADVERTISEMENT


Mobile|Archiver|Mobile*default|About Us|CARI Infonet

2-5-2024 06:09 AM GMT+8 , Processed in 0.392923 second(s), 27 queries .

Powered by Discuz! X3.4

Copyright © 2001-2021, Tencent Cloud.

Quick Reply To Top Return to the list