jf_pratama Publish time 23-8-2007 05:23 PM

Anak Muda Terus Kendalikan Peradaban
Budaya Urban Tidak Selalu Warisan

Jakarta,Kompas - Keterbukaan tidak perlu dihindari lagi dalam proses terbentuknya peradaban. Tembok yang memisahkan budaya luar dantradisional harus segera dirobohkan dan masa depan peradaban terus dalam kendali anak muda.

Demikian rangkuman gagasan Jimi Multhazam "The Upstairs", budayawan dan Rektor Institut Kesenian Jakarta (IKJ) Sardono W Kusumo, CEO Taman Impian Jaya Ancol Budi Karya Sumadi, Ketua Panitia UrbanFest 2007 Nugroho F Yudho,dan penyiar Radio Prambors Marwan, menyambut kegiatan Urbanfest 2007 di Pantai Karnaval Ancol, kepada pers di Jakarta, Rabu (22/8).

"Yangterjadi adalah persilangan budaya, dan ini sebenarnya telah berlangsung sejak lama. Kita mengadaptasi budaya dari luar, tetapi banyak juga orang-orang di luar negeri dipengaruhi budaya dari sini," ujar Jimi.

Jauhsebelum Rolling Stones mengangkat tren rock抧 roll mendunia sudah ada Tielman Brothers, band asal Indonesia yang bermusik di jalur ini lebih dulu di Belanda. "Tapi, mungkin karena orang Indonesia sepertinya tidakmenimbulkan tren pada saat itu," tuturnya.

Menurut Jimi, kebanyakan anak muda merasa inferior dengan budaya asli mereka.Ketika datang dari desa ke kota, lalu berkenalan dengan budaya luar, banyak yang terperangah dan menilai budaya luar lebih baik atau lebih keren.

Akantetapi, anak muda kini mulai berani menunjukkan dirinya berbeda.Kelahiran grup dan attitude indie band adalah buktinya. Dengan demikian, inilah saatnya bagi mereka memegang kendali peradaban baru.

Penyiar Radio Prambors, Marwan, mengemukakan, kebebasan tidak berarti membentuk tembok pemisah antara pengaruh luar dan apa yang sering disebut-sebut indie. "Saatnya untuk membongkar tembok pemisah antara indie dan pengaruh luar. Meski ini kemudian disebut hibrid, tetap akan membentukJakarta yang berkarakter," katanya.

Harus aktif

Sardono W Kusumo melihat tren yang berlangsung dalam masyarakat urban Jakarta tak selalu dibentuk warisan budaya di masa lalu. Budaya urban dibangun oleh adanya interaksi, penafsiran, atau reaksi kontemporer dari publik."Ada yang datang dari Solo, ada yang dari Ambon, membawa budayanya sedikit-sedikit ke Jakarta. Di situ muncul pribadi-pribadi yang gelisah ingin mengekspresikan dirinya tidak dalam dominasi struktur," tuturnya.

Karenaitu, setiap orang harus aktif, kreatif, dan berani berbeda darilainnya. Namun, setiap pribadi menyumbangkan peradaban dan ia juga bertanggung jawab atas sumbangannya tadi.

Segala yang ia sumbang, pada saat ini, kata Sardono, bukan tidak mungkin menjadi tren di masa mendatang. Karena itulah, anak muda disebut sebagai penyumbang besar atas terbentuknya peradaban baru. Karena itu, Sardono amat girang dan optimis dengan reaksi dan kreativitas kaum muda. "Mereka ini bukan cuma unik, tetapi juga sangat cerdas," kata Sardono.

Perkembangan peradaban itu kemudaan butu* penyegaran. Karena itu, penyegaran yang tumbuh dari mana pun, yang disumbangkan individu-individu, bisa saja dipakai. "Mereka ini menyukai kebebasan karena tidak ingin didikte dengan apa yang ada. Ini sebenarnya bisa menjadi basis penciptaan yang berguna bagi peradaban masyarakat," kata Sardono.

Dalam budaya urban, ruang pribadi itu sangat dibutu*kan. Orang tidak malu atau takut lagi untuk punya minat, selera, atau cara hidup yang berbeda dengan orang-orang yang ada di komunitasnya. "Individu yang ada dalam masyarakat pada akhirnya menafsirkan budaya dalam lingkungan dan pengaruhnya untuk jadi miliknya sendiri," katanya.

Menurut Sardono dan Ketua Panitia Urbanfest 2007 Nugroho F Yudho, kaum muda harus diberi ruang besar untuk mengekspresikan dirinya. Dengan begitu,akan muncul banyak kreativitas yang ternyata baik dan bermanfaat bagi dinamika masyarakat.

Nugroho menambahkan, Urbanfest diharapkan menjadi saluran alternatif bagi ekspresi kebebasan kaum muda. (ITA/ELN)

[ Last edited byjf_pratama at 23-8-2007 04:43 PM ]

girlphg Publish time 24-8-2007 03:24 PM

popular betol ya... lagu2 indon kat mesia ni.... :)

Muntz Publish time 31-8-2007 03:45 PM

Reply #282 girlphg's post

Popular.... OK. But not to the extent they truly have that musical sincerity.

jf_pratama Publish time 2-9-2007 12:35 AM

UNGU: UNTUKMU SELAMANYA


http://www.indonesiaselebriti.com/office/images/client_banner/indonesiaselebriti4342374620070820095336.jpg

UNGULIRIKNYA cengeng? Tudingan itu sertamerta menghambur ke arah band yang kinisedang menikmati masa-masa keemasannya ini. Pasalnya, nyaris semua hitssinglenya, bertempo pelan dengan karakter vokal yang mendayu-dayu. Repotnya,lagunya simpel, liriknya tidak neko-neko. Sekali dengar langsung nemplok. BuatABG-ABG, lagu-lagu UNGU katanya 'gue banget!'.

Kelebihan Pasha , Makki , Onci , Enda dan Rowman adalah bisa meramu musiknya dengan lembut, rapi plus lirik yang gampang.Saat ini, ramuan itu diakui atau tidak, suka atau tidak, adalah penyumbangterbesar sukses lagu-lagu model UNGU ini. Menyayat dan sesekali membuattersedu-sedan. Aiih...

Dan terbukti. Ramuan ajaib yang hanya bisa ketemu lewat proses musikal yangtidak sebentar ini, diterjemahkan dengan jitu lewat single hits 'KekasihGelapku' ciptaan Enda dari kantong album terbarunya 'UNTUKMU SELAMANYA'.Sekedar membandingkan, Enda menjadi salah satu hits maker di band ini,meski personil lain juga punya kapabilitas yang tidak jauh beda soal menciptalagu.

Single pertama itu dinyanyikan dengan kadar emosi yang terjaga. Meski suarasengau Pasha sebenarnya secara teknik vokal, kurang benar, tapi toh justru bisamenjadi ikon di band yang jadualnya sudah ketat selama setahun ini. Tema 'KekasihGelap' sebenarnya tidak baru, basi malah. Tapi selalu "menggoda"ketika dijadikan satu lagu. Track ini tidak punya musikalitas yang ribet, tidaksusah. Jangan mencari-cari skill, karena lagu ini memang dibuat untuk karakterPasha yang bisa mengharubiru pendengarnya.

Amunisi UNGU ternyata banyak. Meski kalau dijejerkan, semua lagunya nyaris flatdengan tempo dan titi nada yang seragam. Simak track awal 'Aku Datang UntukMencintaimu'. Dijamin, tidak lama lagi lagu ini juga bakal menjadi 'anthem'buat pasangan yang sedang jatuh cinta. Liriknya yang 'menye-menye' punyapeluang untuk berkibar lagi.

Track kedua, 'Untukmu Selamanya' juga bahaya. Meski lagi-lagi UNGU tidakmemberikan progress yang cukup luarbiasa, tapi resep membuat pendengar lagunya'terkunci' rasanya sudah bisa ditemukan. Kalau kemudian lagu ini seringwira-wiri di radio , rasanya tidak mengejutkan.

Sebenarnya agak 'boring' juga album berisi 12 lagu soal cinta ini. Tapi kalaudisebut album ini bakal mengulangi sukses album sebelumnya yang"membabi-buta" di pasaran, bohong kalau tidak setuju. UNGU saat inimemang masih jadi kampiun. Walaupun materinya masih berbanding lurus saja. Danalbum ini adalah bombardir cinta yang belum habis. Asal nggak capek saja...

Track List :

01 - Aku Datang Untuk Mencintaimu
02 - Untukmu Selamanya
03 - Kekasih Gelapku
04 - Bukan Aku
05 - Ijinkan Aku
06 - Cerita Bersamamu
07 - bisa di download di bawah
08 - Saat Indah Bersamamu
09 - bisa di download di bawah
10 - Lagu Cinta
11 - Penyanyi Jalanan
12 - Cinta Dalam Hati

[ Last edited byjf_pratama at 1-9-2007 11:58 PM ]

jf_pratama Publish time 6-9-2007 11:08 PM

TIKET Band:燭ak Mati Suri dengan Personil Baru

terbayang di benak kamu ketika menyebut nama band ini? Satu band yang 'biasa-biasa' saja secara penjualan, meski diisi musisi yang lumayan kondang sebenarnya. Belum lagi sampai album ketiga, band ini seperti "mati segan, hidup juga males' walau sebenarnya bisa punya posisi yang lumayan juga di blantika musik Indonesia.

Kini masuk album keempat, TIKET berbenah. Tak hanya persoalan personil yang dilengkapi, tapi juga materi yang lebih fresh dan lebih kekinian. Di sisi personil, kini band yang dibentuk oleh Opet dan Arden ini ditambahi Budi Haryono dan Christian Baskara . "Kini kita memang punya energi baru yang membuat TIKET bersemangat lagi," jelas Opet ketika ngobrol dengan TEMBANG.com di Maria's Dinning di Jakarta, Rabu .

Opet pantas bungah, lantaran TIKET termasuk 'anak kandung' yang dilahirkan dan dibesarkannya. Dari tahun 2001, band ini sudah eksis dengan merilis album 'TIKET' . Kemudian album 'Sebuah Anugerah' kembali dirilis dengan formasi yang sama dengan album pertama. Album ketiga, 'Rasakan Yang Kurasa' , sudah dengan personil yang berbeda. Nyaris bubar, TIKET kemudian memilih bangkit lagi dengan album tergress 'TRANSISI' dengan formasi yang anyar lagi.

Dalam obrolan dengan TIKET, terungkap masuknya Budi Haryono sebenarnya diawali dengan kerjasama di satu proyek musikal dengan Opet. "Kita sudah kenal lama waktu main bareng di GIGI awal-awal dulu," celetuk Budi Haryono, mantan drumer GIGI. Kedekatan Budi dan Opet berlanjut, ketika keduanya menggarap proyek untik ngeband juga bernama LAKI. "Kita sudah buat beberapa lagu juga," jelas Opet lagi.

Dari obrolan itu muncul pemahaman untuk lebih baik menghidupkan lagi TIKET. "Aku kasih pemahaman ke Budi supaya tidak terkesan Budi gabung sama kita, tapi muncul dengan format dan rasa baru. Anggap saja ini band baru, tapi orang sudah pernah tahu. Kalau bikin baru lagi, kita perlu ngenalin lagi konsep musiknya," imbuh Opet yang pernah juga jadi basis GIGI.

Gabungnya Budi sertamerta membawa perubahan yang cukup tajam. Ritme permainannya yang banyak dipengaruhi aliran jazz, rock dan world musik, memberi aksentuasi yang berbeda di setiap lagu. "Buat aku, ngeband lagi di TIKET memberi semangat baru dan harapan. Musik dan rythmnya simple dan fresh," aku Budi yang sebelumnya memilih isitrahat saat mundur dari GIGI.

Gabungnya Christian sebagai vokalis, juga tidak tiba-tiba ternyata. "Ketika penggarapan album ketiga tahun 2005, sebenarnya kita sudah nawarin dia untuk gabung, tapi dia menolak karena sibuk ngeband dengan The Laila-nya, jadi kita rekrut Joe ," kenang Opet. "Saat menggarap album keempat ini, kita tawarin lagi supaya dia tahu kita tidak main-main dengan band dan tawaran untuk jadi vokalis TIKET," imbuh basis asal Tanjung Pinang ini kalem.

Referensi dan teknik vokal yang berbeda, membuat TIKET yakin punya kekuatan baru untuk bersaing dengan band-band baru yang bermunculan belakangan ini. "Aku sih tidak ada kesulitan ketika gabung dengan TIKET, mungkin grogi di awal, tapi selebihnya kita jalan baik-baik saja," kata Christian, personil paling bontot yang ternyata kawan kuliah Arden.

Album 'TRANSISI' in menjagokan single 'Ketulusan Hati' yang menurut Opet dan Budi sebagai pop yang tidak main-main. "Lagu ini punya progresi pop yang tidak biasa. Ada sentuhan string section dan komposisi aransemen yang membuat pasang kita makin lebar," tandas Opet. Beberap lagu hasil "proyek" yang tidak jadi Opet dan Budi, masuk pula di album ini. "Kebetulan cocok, kenapa tidak," kilah Opet lagi.

Munculnya TIKET versi baru ini tentu saja menyegarkan bagi Fanatiket . Paling tidak, desas-desus bubar yang selama in kencang berhembus, terpatahkan. "Malah mungkin kita merangkul fans baru dong," tambah Opet sambil tersenyum kecil.

Selama TIKET mati suri, Opet dan Arden sendiri pernah menggarap proyek musik senang-senang. Bareng Ully Dalimunthe dan Irang , mereka membentuk band bernama NO ADVANCE. Menetaskan dua lagu yang masuk dalam kompilasi salah satu majalah musik di Jakarta. "Itu memang seneng-seneng doang kok, tidak ada komitmen apa-apa," jelas Opet santai.

Soal persaingan dengan band-band baru yang juga mengusung pop, TIKET mengaku percaya diri. Mengapa? Menurut Budi, mereka sering diskusi soal musik-musik yang sudah mereka buat dan mainkan. "Kita selalu diskusi apa yang enak kita lakukan untuk band ini, siapa saja boleh menyampaikan pendapatnya. Konsep panggung juga kita siapkan. Pokoknya proses munculnya ide-ide kita biarkan mengalir," tukas Budi sambil tersenyum.

jf_pratama Publish time 9-9-2007 09:39 AM

Habis Gelap Terbitlah Musik
Frans Sartono & Sonya Helen Sinombor

Gemuruh perkusi yang terdengar rampak, rancak, dan sigrak memesona ribuan pengunjung Solo International Ethnic Music Festival and Conference yang berlangsung di Solo, Jawa Tengah, 1-5 September lalu. Itu adalah suguhan Ansambel Perkusi Kramat dari Pamekasan, Madura. Ini merupakan gerombolan bunyi-bunyian yang lahir dari kehidupan konkret.

Kesenian berbasis tetabuhan ini lahir ketika Madura gelap gulita. Al kisah pada 19 Februari 1999 pukul 13.12 terjadi musibah putusnya jaringan kabel pemasok tenaga listrik ke Madura—akibat kabel tersangkut jangkar kapal. Akibatnya, Madura sempat gelap berminggu-minggu. Untuk menjaga keamanan lingkungan, masyarakat berinisiatif melakukan ronda malam keliling kampung dengan cara membunyikan aneka tetabuhan. Itulah cikal bakal seni tetabuhan seperti ditampilkan Ansambel Perkusi Kramat dari Pamekasan.

"Keinginan untuk menghadirkan bunyi-bunyian itu kemudian menjadi gerakan bunyi massal," kata Hari Lentho, praktisi kesenian Surabaya yang menjadi semacam manajer Ansambel Kramat.

Kelompok tetabuhan itu sempat menjamur hingga lebih seratus grup. Begitu maraknya, sampai-sampai ada lomba tingkat Kabupaten Pamekasan. Saat ini jumlah grup tinggal sekitar 40-an dan salah satunya adalah ansambel Kramat.

Pada awalnya musik ronda itu menggunakan alat apa saja yang bisa menjadi sumber bunyi. Ansambel Kramat yang didukung 40 pemain masih mempertahankan kesederhanaan itu. Tersebutlah empat drum yang berfungsi sebagai semacam bas dram.

Drum tak lebih dari bekas drum minyak, sedangkan membran, atau bagian yang dipukul, terbuat dari bekas karung beras. Kemudian empat set drum tenor yang terdiri atas sembilan drum terbuat dari bekas bak. Mereka menyebutnya dengan sebutan onomatopis atau sesuai dengan bunyi, yaitu dug-dug. Di luar panggung, instrumen itu biasa digunakan nelayan sebagai tempat penampungan ikan. Alat pemukul terbuat dari ban dalam truk.

"Bak tempat ikan itu enggak sembarangan. Kami pilih yang harmoninya bisa masuk," kata Sujono, pelatih Kramat Ansambel, menjelaskan tentang pemilihan cita suara setiap bak ikan.

Pertunjukan

Kelompok yang semula beronda di jalan itu kemudian berubah format menjadi seni pertunjukan. Mereka menambahkan beragam instrumen, seperti bonang, saron, kendang, rebana, tamborin, klenang, sampai saronet, alat tiup yang lazim digunakan dalam karapan sapi. Peniup saronet yang termasuk langka di Madura saat ini dipegang oleh Mojo, kakek yang berusia 80 tahun.

Dari sekadar kegembiraan menghadirkan bunyi-bunyian bersemangat rame-rame, tanpa pola-pola baku, mereka mulai mengenal komposisi dan nyanyian. Mereka mengambil dari tembang-tembang lokal, seperti Fajar Lagu, Gei' Bintang atau Geleng Sokoo (gelang kaki). Belakangan mereka juga menambahkan tari dengan melibatkan penari perempuan. Mereka pun mempertimbangkan kostum dan properti sesuai dengan komposisi. Pada lagu Tong Kosong, mereka mengenakan topeng, lengkap dengan atraksi menari di atas drum.

Yang tidak hilang dari kelompok ini adalah semangat kekomunalan dan kerakyatan mereka. Pemain Kramat sebagian besar memang bukan seniman profesional. Mereka tidak berasal dari lingkungan akademik. Mereka kebanyakan terdiri atas petani tembakau atau pekerja perusahaan tembakau. Agus Dianto, pemain kendang, misalnya, adalah penjaga gudang tembakau. Rismulyadi (59) yang di pentas berdiri di barisan terdepan seperti konduktor itu adalah tokoh masyarakat. Ia adalah Ketua RW II Kelurahan Parteker, Pamekasan.

Semangat kekomunalan itu terasa pada pukulan rancak dinamis penuh semangat, juga teriakan-teriakan yang mungkin terkesan "kampungan." Tapi, justru dalam semangat kampung yang guyub itulah terletak originalitas kelompok Kramat. Semangat kampung, kerakyatan semacam itu, bisa dikatakan jarang terepresentasikan dalam musik saat ini.

Gerakan bunyi yang lahir dari rakyat dengan bahasa paling jujur dari rakyat itu terbukti merakyat. Nyatanya, di Solo International Ethnic Music (SIEM), gemuruh perkusi itu disambut lebih menggemuruh oleh penonton.

jf_pratama Publish time 9-9-2007 09:41 AM

Tafsir Ulang Yuni

Album Yuni Shara 35
Artis Yuni Shara
Produksi Warner Music

Yuni Shara telanjur mendapat stigma sebagai penyanyi lagu "bekas". Ini merupakan kekeliruan karena dalam musik tidak ada lagu lama atau baru, tetapi interpretasi personal-original dan peniruan. Yuni adalah interpreter lagu yang baik, bukan peniru. Lagu terkenal yang dibawakan orang oleh ia menjadi miliknya.

Lagu O’ Ya yang pernah dipopulerkan Dian Pramana Poetra dan Deddy Dhukun tahun 1986 itu dibawakan Yuni dalam kemasan musik berorientasi ke jazz swing negpop yang digarap rapi oleh Tohpati. Rasa serupa juga terasa pada lagu Satu Dalam Nada Cinta, lagu populer Vina Panduwinata pada pertengahan 1980-an.

Lagu-lagu pada album ini hampir seluruhnya populer pada era 1980-an. Lagu versi aslinya mempunyai citra kuat, mulai dari musik sampai vokal. Citra lagu Aku Ini Punya Siapa, misalnya, tertancap kuat lewat vokal Januari Christy. Begitu juga lagu Ku Ingin Ada tercitra kuat lewat gaya prima Trie Utami.

Akan tetapi, Yuni mampu keluar dari bayangan versi asli. Ia mampu mengambil jarak dengan versi 1980-an dan memberi kesegaran tersendiri. Musik garapan Tohpati sangat mendukung dalam pemberian rasa segar tersebut. Jadi, ini bukan forum nostalgia, melainkan seni menafsir ulang yang menjadi keterampilan Wahyu Setyaning Budi alias Yuni. (XAR)

jf_pratama Publish time 11-9-2007 12:04 PM

SERIGALA MILITIA: SeringaiMencari 'Korban' di Album Baru

U WANNA ROCK? U wanna headbanging? Let's rockwith SERINGAI! Band ini memang bukan band yang menyuguhkanlagu-lagu pelan, karena semuanya menyorongkan track keras dengan speed yangterjaga. Yup, Seringai. Band yang berawak Arian13 , Sammy , Khemod dan Ricky Siahaan ini "akhirnya" merilis albumkeduanya bertajuk 'SERIGALA MILITIA'.

Terakhir, Seringai merilis album 'High Oktane Rock' adalah tahun 2004. Tigatahun sejak "Membakar Jakarta" menjadi anthem di beberapa pensi anak SMAJakarta, mereka kini kembali memanaskan scene musik rock di Indonesia."Kalau mau merasakan energi rock yang sesungguhnya, dengarkan musikSeringai," celetuk Arian13 ketika melaunching album keduanya ini di Vicky
Sianipar
Music
Center, Jakarta, Sabtu [8/9/2007].

Banyak hal menarik yang terungkap dalam penggarapan album yang digagas lebihdari dua tahun ini. Salah satunya ketika bicara lirik. Banyak peristiwa yangkemudian mejadi acuan mereka untuk menulis lirik. Seperti single pertama 'CitraNatural' yang berwacana soal ketidaksetujuan Seringai pada pencitraan olehmedia. "Kenapa cantik itu harus putih, rambut lurus dan rambutlurus?" kilah Arian yang diangguki Khemod.

Kemudian track "Mengadili Persepsi " yang bertariaksoal pembasmian kebodohan sayap kanan. "Ini lebih kepada melihat satupersoalan yang tidak penting tapi dianggap jadi penting," imbuh Arian.

Dalam bahasa Ricky , sejak mereka bekerja menggarap album ini,Seringai ingin memuaskan dahaga penggemarnya dengan sensasi the ultimaterock experience. "Album ini akan membunuh kebosanan kamu," tegasgitaris yang juga wartawan di salah satu majalah musik ini.

Dari sound, sebenarnya tidak mudah mendapatkan ornamen rock yang pas danbenar-benar terdengar rock. Di Indonesia, sampai saat ini yang benar-benarmenemukan formulasi sound yang pas adalah Koil dan Seringai. "Secarapenggarapan termasuk sound, kita memang lebih maksimal," tegas Sammy, yangnimbrung bicara. Album 'Serigala Militia' ini dalam kacamata Arian13 adalahalternatif untuk musik di Indonesia.

Bicara soal karakter lagunya, Ricky menjelaskan mereka sekarang berkaca kepadacrowd. "Kita buat part-part yang bisa untuk nyanyi bareng, untung headbangatau untuk tubruk-tubrukan. Semua kita akomodir di album ini," jelasnya.

Soal pilihan judul album, Seringai yang terbentuk tahun 2002 pasca bubarnyaPuppen , tidak punya personifikasikhusus. "Ini sebutan untuk penggemar kita saja biar terdengar lebihgarang," kilah Sammy nyamber.

Mungkin memang tidak mudah sesederhana mencerna musik pop, tapi buat kamu yangperlu alternatif, band ini memberikan pilihan lain. Berani?

jf_pratama Publish time 16-9-2007 01:21 PM

"Syukurilah Hari Ini..."
Dahono Fitrianto dan Frans Sartono

Album denganlirik bernuansa religius mulai ramai dijual sejak pekan-pekan terakhir.Lagu-lagu Bimbo, Gito Rollies, Ungu, Gita Gutawa, Opick, sampaipendatang baru Trish & Zesail mulai diputar di radio. Merekamenebar pesan moral lewat lagu.

擧ari-hari datang dan pergi/ Hari esok itu soal nanti/ Bergembiralah, berbahagialah/ Nikmatilah hidup ini...

akuindo Publish time 16-9-2007 04:46 PM

Update trus ya bung jf , gak takut apa nanti dikira terlalu promote music kita..... hehehe...nanti ada yang protes loh.

jf_pratama Publish time 18-9-2007 07:58 PM

Band d'Masiv Siap Masuk Dapur Rekaman
http://www.suarapembaruan.com/News/2007/09/18/Hiburan/18dmasiv.gif

Karierbermusik grup band asal Jakarta, d'Masiv mulai bersinar. Setelahberhasil terpilih sebagai juara pertama ajang A Mild Live Wanted 2007dan dua lagunya diusung dalam album kompilasi berjudul serupa, bandyang digawangi Rian sebagai vokalis, Kiki dan Rama pada gitar, Why padadram, dan Ray pada bas, kini tengah bersiap masuk dapur rekaman untukmerilis album.

Di antara kedua lagu d'Masiv yang diusung dalam album kompilasi ini, salah satunya yang bertajuk Tak Bisa Hidup Tanpamuterpilih sebagai single kedua. Lagu balada pop mendayu ini makinmemperkuat alasan mengapa band ini mampu menyisihkan delapan band lainyang juga berhasil menjadi finalis setelah mengalahkan ratusan pesertadalam ajang yang digelar di 45 kota besar di Indonesia ini.

Album yang diproduseri oleh Noey, yang juga dikenal sebagai produseralbum Letto, Peterpan, dan Nidji ini menyajikan ragam lagu yangdibawakan oleh delapan finalis lain, yaitu Beautiful Monday (Medan),Riviera (Surabaya), 99 (Papua), Geisha (Pekanbaru), Second Civil(Cirebon), North (Solo), Mori (Balikpapan), dan Coin (Lampung).

Masing-masing dari sembilan finalis telah menyajikan ragam lagu yangberisi cita warna ekspresi nan cerdas dalam bingkai pop yangberkualitas menawan. Single pertama album yang diproduksi oleh PTMusica Studio's ini bertajuk Negeriku diusung oleh seluruh finalis A Mild Live Wanted 2007.

Lagu yang merupakan salah satu karya masterpiecealmarhum Chrisye yang ditulis bersama sang istri, Yanti Noor dan RinaRD tersebut mengusung tema nasionalisme terhadap negara ini.

Sementara lagu kedua d'Masiv bertajuk Il Fil (Manusia Tak Berharga)diusung dengan aransemen dan lirik yang begitu kuat. Berkisah tentangpengkhianatan. Suara sang vokalis, Rian menawarkan cita rasa pop segardengan pengait berupa aransemen dan lirik yang begitu kuat.

"Cara bernyanyi d'Masiv agak American Style, dan karakter vokal darivokalisnya hardrock," kata A&R PT Mu- sica Studio's, Anasthasia R YSadrach di Jakarta, akhir pekan lalu.

Rian sang vokalis d'Masiv mengatakan, bandnya tak kan mengubah gayabermusik mereka jika album solo perdana yang dibuat dibawah label musikMusica diproduksi. Hanya di album terbaru tersebut d'Masiv akanmemberikan banyak pembaruan terutama dari segi instrumen musik.

"Gaya bermusik kami memang seperti ini, kami tidak akan mengubahnya,karena genre pop rock sudah menjadi jiwa kami. Namun di album nantiakan ada banyak pembaruan yang kami lakukan. Saat ini, kami belum bisabanyak ceritakan karena akan menjadi kejutan bagi pecinta musik tanahair," urainya.

Menurut Rian, album solo yang akan mereka produksi merupakan album solopertama yang dibuat dibawah perusahaan label rekaman. Namun sebelumnyalewat jalur indie, d'Masiv pernah "menelurkan" satu album solo bertajukMenuju Nirwana. Hampir semua lagu di album ini diusung mereka dalam musik progresif.

"Tapi kini kami merasa lebih enjoy di jalur pop-rock, karena kamimelihat orang lain juga lebih bisa menikmati musik kami, daripada kalaukami selalu membawakan lagu dengan musik yang kencang terus," urainya.

Rian menjelaskan, d'Masiv mereka dirikan sejak para personelnya masihduduk di bangku sekolah menengah atas. Sejak didirikan pada Maret 2003,d'Masiv rajin unjuk kebolehan dengan mengikuti berbagai festival musik.

Di beberapa festival yang mereka ikuti, lanjut Rian, d'Masiv sempatmenjadi juara. Dan puncaknya ketika mereka menjadi kampiun dalam ajangberskala nasional, A Mild Live Wanted 2007.

[ Last edited byjf_pratama at 18-9-2007 07:05 PM ]

jf_pratama Publish time 19-9-2007 11:09 PM

Kasus Hujatan Kangen Band
Cermin Kecemburuan dan Persaingan Tidak Sehat

http://www.suarapembaruan.com/News/2007/09/19/Hiburan/19kangen.gif

Sebagai sebuah band, nama Kangen Band cukup membuat fenomena tersendiri di blantika musik Indonesia. Mengapa tidak? Band asal Lampung ini sukses mencapai angka penjualan tinggi, lebih dari 150 ribu kopi, hanya dalam tempo 1,5 bulan setelah merilis album perdana, Tentang Aku, Kau dan Dia. Kini, album tersebut telah terjual lebih dari 400 ribu kopi, mendekati angka 500 ribu. Fantastis! Tetapi cercaan dan hujatan menyertai mereka.

Padahal, dari sisi musikalitas dan talenta, Dodhy (gitar dan vokal), Andika (vokal), Tama (gitar), Iim (dram), Novry (bas) dan Barry (kibor) berada di bawah rata-rata. Hal itu selalu jelas terlihat kala Kangen Band tampil secara live di berbagai acara.

Kualitas aksi panggung Kangen Band memicu kontroversi di tengah masyarakat, termasuk di kalangan para musisi. Banyak musisi yang secara tak langsung menunjuk Kangen Band sebagai produk musik kacangan atau sampah. Ironisnya, mereka justru disukai masyarakat.

Tak terkecuali, vokalis Naif, David. Dia mencaci Kangen Band di depan umum, dalam acara ulang tahun majalah Rolling Stones Indonesia dan juga program siaran live I-Radio dari Plaza Semanggi beberapa waktu lalu.

Toh, ucapan David belum seberapa jika dibandingkan dengan lirik lagu makian yang belakangan mulai beredar di masyarakat. Sebut saja judulnya, "Lagu Hujatan untuk Kangen Band". Dibalut musik hip-hop, lirik yang dinyanyikan dengan gaya rap itu memuat hujatan dan kecaman yang amat sangat kepada Kangen Band. Selain memuat kata-kata kotor, kelompok rap yang belum diketahui identitasnya itu juga melontarkan ancaman. Simak saja sepenggal liriknya di bawah ini:

Yo amit-amit/ Baru sekali ini kejadian seumur hidup/ Ada sampah jadi perhatian/You know Kangen Band yang personelnya udik... You check this, I will kill Kangen Band. T** A**** yang lebih pantes jadi pengamen/ Mereka adalah contoh kebodohan/ Yang dipuja sama seperti saat pertama kali tenarnya Band Radja/Orang memang benar kalau kalian t***l kayak gerombolan waria... Seperti mereka harus dibasmi/Kangen Band harus dibunuh/Lagunya nular orang bisa terpengaruh....

Tak heran jika lagu makian tersebut seolah kian mencuatkan kontroversi akan Kangen Band yang selama ini sudah kerap hadir di berbagai milis musik, obrolan warung kopi antar sesama musisi dan pelaku industri musik, juga di berbagai medium lainnya. Menurut pengamat musik, Bens Leo, kontroversi di tengah masyarakat akan larisnya Kangen Band sebenarnya masih dalam taraf yang wajar. Namun, kehadiran lagu makian itulah yang dinilainya tidak wajar.

"Di Indonesia, persaingan para musisi terjadi sangat ketat. Karena itu, kadang menimbulkan friksi dan kecemburuan kepada kesuksesan org lain, terutama jika sukses terjadi di bidang sosial ekonomi. Jadi wajar-wajar saja jika banyak musisi yang cemburu atas kesuksesan Kangen Band," kata Bens kepada SP, Selasa (18/9).

Mungkin fenomena band yang mencetak hit Penantian yang Tertunda dan Tentang Aku, Kau dan Dia (Usai Sudah) ini bisa dikomparasikan dengan kasus yang dialami Inul Daratista dulu. Si goyang ngebor ini datang dari kampung, tiba-tiba langsung sukses hingga ke mancanegara dan membuat iri penyanyi dangdut lainnya. Bukan kejutan jika di kemudian hari, akibat cemoohan rekan-rekan seprofesinya, nama Inul pun jadi besar.

Kangen Band, menurut Bens, juga datang dari daerah yang tidak ada di peta musik Indonesia. Mereka memulai karier dengan bermusik di komunitas indie setempat. Album kompilasi indie mereka laku keras, hingga dibajak dan membawa mereka ke Jakarta serta dikontrak oleh Warner Music Indonesia.

"Jangan lupa, di belakang Kangen Band ada Harry Tasman yang diminta untuk memperhalus musik mereka. Seolah-olah para personel Kangen Band bisa main musik. Padahal live-nya berantakan, tapi musiknya laku karena mereka berusaha mengisi segmen pasar yang kosong, yakni segmen yang dulu diisi oleh lagu-lagu cinta sederhana dengan kord simpel karya musisi Rinto Harahap atau Pance Pondaag," jelas Bens.

Tak heran jika banyak musisi yang sudah berjuang keras untuk bisa eksis di dunia musik, kemudian mencibir dan sarkatis terhadap kesuksesan instan ala Kangen Band. Apalagi kala melihat performa live mereka yang jauh dari sempurna.

"Kangen Band mendadak populer, tapi tidak bisa tampil live. Ini celaka sekali. Kesannya, dunia musik kita seperti kembali lagi ke masa-masa kala orang tengah belajar main musik. Ini kian memalukan kala mereka tampil di Malaysia. Saya kebetulan melihat performa mereka di sana yang memang jelek sekali. Pers Malaysia pun menjadikan ini celah untuk menghantam balik musik Indonesia. Selama ini, Malaysia memang cemburu pada kesuksesan industri musik kita yang seakan-akan menjajah industri musik mereka," papar Bens.

Di luar kualitas musikalitas dan talenta mereka, Bens tetap menilai, tidak sepantasnya sebuah lagu makian dirilis untuk menjelek-jelekkan Kangen Band. Pasalnya, lagu itu masuk ke industri nasional. Buruknya publisitas terhadap Kangen Band justru akan menjadi daya promosi tersendiri bagi pamor mereka. Seperti yang juga terjadi pada Inul dahulu.

"Kangen Band itu kalau boleh saya bilang adalah band setengah matang yang dibesarkan oleh publisitas. Seharusnya mereka menyadari, konsekuensi dari popularitas adalah, mereka harus bisa main bagus. Saya berharap sekali album kedua mereka akan ada progress perbaikan agar bisa bertahan seperti Inul. Karena kalau tidak, mereka akan habis," tegas Bens.

Yang Penting Laku

Bagi Kangen Band sendiri, munculnya kontroversi seputar kualitas musik mereka bukanlah masalah besar.

"Kami sih tetap berjalan saja. Mau orang benci atau apapun, yang penting kami laku. Sekarang saja, album Kangen Band sudah terjual lebih dari 400 ribu kopi. Itu kan berarti telah meraih double platinum," kata manajer Kangen Band, Sujana, kepada SP.

Lebih jauh lagi Jana, begitu ia akrab disapa, menyebutkan, para personel band asuhannya akan terus melaju bak pepatah "Anjing menggonggong kafilah berlalu." Mau musik mereka dibilang tidak bagus, tak mengapa. Disebut band bermusik sampah pun, Dodhy dkk tidak merasa keberatan.

"Ibaratnya, kalau di industri mobil, jika semua perusahaan membuat mobil BMW, Kijang tidak akan laku. Kami juga begitu. Kami membuat musik yang sesuai pasar. Kangen Band bisa kok bikin musik yang bagus karena anaknya juga pintar-pintar. Namun kami memutuskan untuk tidak usah idealis. Kami kan perlu makan, dan di sini kami jualan," jelas Jana.

Sikap cuek dan pasrah itu mulai menguap kala lagu rap yang menghujat Kangen Band diperdengarkan dimana-mana. Jana mengakui, emosi para personel Kangen Band, akhirnya sedikit terusik. Apalagi liriknya dinilai tidak etis karena bermuatan kata-kata kotor yang menghina.

"Sebenarnya sih anak-anak sempat kesal, tapi kami berusaha santai. Namun di dalam lagu itu, terdapat ancaman pembunuhan yang harus diwaspadai. Inilah yang sempat membuat mereka was-was kala manggung," ungkapnya.

Untuk sementara, Jana dan para personel Kangen Band berupaya untuk bersikap bijak. Mereka akan terus cari siapa yang membuat lagu itu dan menyelidikinya.

Maklum, informasi seputar sang pencipta dan penyanyi lagu hujatan tadi masih simpang-siur. Sebuah sumber SP mengatakan, si pencipta lagu dan penyanyi adalah mahasiswa sebuah sekolah seni di Jakarta. Namun Jana sendiri masih belum pasti karena ia pun mendapat info bahwa lagu tersebut juga berasal dari komunitas indie di Bandung atau Yogyakarta.

"Jika sudah ketemu, kami akan mengambil tindakan secara hukum karena ini sudah mengganggu. Mereka harus bertanggungjawab karena saat ini, anak kecil pun sudah tahu tentang lagu berkata-kata porno itu," tambahnya.

Untuk ke depan, seperti yang disebutkan tadi, Kangen Band akan terus berjalan di jalurnya. Dihina seperti apapun, mereka akan tetap jalan.

"Habis gimana dong. Dihina jelek, memang (kami) jelek. Dibilang udik, memang (kami) asalnya dari kampung. Itu semua fakta. Bagi kami, yang penting kan bermusik," kata personel Kangen Band.

jf_pratama Publish time 19-9-2007 11:12 PM

Kasus Hujatan Kangen Band
Cermin Kecemburuan dan Persaingan Tidak Sehat

http://www.suarapembaruan.com/News/2007/09/19/Hiburan/19kangen.gif

Sebagai sebuah band, nama Kangen Band cukup membuat fenomena tersendiri di blantika musik Indonesia. Mengapa tidak? Band asal Lampung ini sukses mencapai angka penjualan tinggi, lebih dari 150 ribu kopi, hanya dalam tempo 1,5 bulan setelah merilis album perdana, Tentang Aku, Kau dan Dia. Kini, album tersebut telah terjual lebih dari 400 ribu kopi, mendekati angka 500 ribu. Fantastis! Tetapi cercaan dan hujatan menyertai mereka.

Padahal, dari sisi musikalitas dan talenta, Dodhy (gitar dan vokal), Andika (vokal), Tama (gitar), Iim (dram), Novry (bas) dan Barry (kibor) berada di bawah rata-rata. Hal itu selalu jelas terlihat kala Kangen Band tampil secara live di berbagai acara.

Kualitas aksi panggung Kangen Band memicu kontroversi di tengah masyarakat, termasuk di kalangan para musisi. Banyak musisi yang secara tak langsung menunjuk Kangen Band sebagai produk musik kacangan atau sampah. Ironisnya, mereka justru disukai masyarakat.

Tak terkecuali, vokalis Naif, David. Dia mencaci Kangen Band di depan umum, dalam acara ulang tahun majalah Rolling Stones Indonesia dan juga program siaran live I-Radio dari Plaza Semanggi beberapa waktu lalu.

Toh, ucapan David belum seberapa jika dibandingkan dengan lirik lagu makian yang belakangan mulai beredar di masyarakat. Sebut saja judulnya, "Lagu Hujatan untuk Kangen Band". Dibalut musik hip-hop, lirik yang dinyanyikan dengan gaya rap itu memuat hujatan dan kecaman yang amat sangat kepada Kangen Band. Selain memuat kata-kata kotor, kelompok rap yang belum diketahui identitasnya itu juga melontarkan ancaman. Simak saja sepenggal liriknya di bawah ini:

Yo amit-amit/ Baru sekali ini kejadian seumur hidup/ Ada sampah jadi perhatian/You know Kangen Band yang personelnya udik... You check this, I will kill Kangen Band. T** A**** yang lebih pantes jadi pengamen/ Mereka adalah contoh kebodohan/ Yang dipuja sama seperti saat pertama kali tenarnya Band Radja/Orang memang benar kalau kalian t***l kayak gerombolan waria... Seperti mereka harus dibasmi/Kangen Band harus dibunuh/Lagunya nular orang bisa terpengaruh....

Tak heran jika lagu makian tersebut seolah kian mencuatkan kontroversi akan Kangen Band yang selama ini sudah kerap hadir di berbagai milis musik, obrolan warung kopi antar sesama musisi dan pelaku industri musik, juga di berbagai medium lainnya. Menurut pengamat musik, Bens Leo, kontroversi di tengah masyarakat akan larisnya Kangen Band sebenarnya masih dalam taraf yang wajar. Namun, kehadiran lagu makian itulah yang dinilainya tidak wajar.

"Di Indonesia, persaingan para musisi terjadi sangat ketat. Karena itu, kadang menimbulkan friksi dan kecemburuan kepada kesuksesan org lain, terutama jika sukses terjadi di bidang sosial ekonomi. Jadi wajar-wajar saja jika banyak musisi yang cemburu atas kesuksesan Kangen Band," kata Bens kepada SP, Selasa (18/9).

Mungkin fenomena band yang mencetak hit Penantian yang Tertunda dan Tentang Aku, Kau dan Dia (Usai Sudah) ini bisa dikomparasikan dengan kasus yang dialami Inul Daratista dulu. Si goyang ngebor ini datang dari kampung, tiba-tiba langsung sukses hingga ke mancanegara dan membuat iri penyanyi dangdut lainnya. Bukan kejutan jika di kemudian hari, akibat cemoohan rekan-rekan seprofesinya, nama Inul pun jadi besar.

Kangen Band, menurut Bens, juga datang dari daerah yang tidak ada di peta musik Indonesia. Mereka memulai karier dengan bermusik di komunitas indie setempat. Album kompilasi indie mereka laku keras, hingga dibajak dan membawa mereka ke Jakarta serta dikontrak oleh Warner Music Indonesia.

"Jangan lupa, di belakang Kangen Band ada Harry Tasman yang diminta untuk memperhalus musik mereka. Seolah-olah para personel Kangen Band bisa main musik. Padahal live-nya berantakan, tapi musiknya laku karena mereka berusaha mengisi segmen pasar yang kosong, yakni segmen yang dulu diisi oleh lagu-lagu cinta sederhana dengan kord simpel karya musisi Rinto Harahap atau Pance Pondaag," jelas Bens.

Tak heran jika banyak musisi yang sudah berjuang keras untuk bisa eksis di dunia musik, kemudian mencibir dan sarkatis terhadap kesuksesan instan ala Kangen Band. Apalagi kala melihat performa live mereka yang jauh dari sempurna.

"Kangen Band mendadak populer, tapi tidak bisa tampil live. Ini celaka sekali. Kesannya, dunia musik kita seperti kembali lagi ke masa-masa kala orang tengah belajar main musik. Ini kian memalukan kala mereka tampil di Malaysia. Saya kebetulan melihat performa mereka di sana yang memang jelek sekali. Pers Malaysia pun menjadikan ini celah untuk menghantam balik musik Indonesia. Selama ini, Malaysia memang cemburu pada kesuksesan industri musik kita yang seakan-akan menjajah industri musik mereka," papar Bens.

Di luar kualitas musikalitas dan talenta mereka, Bens tetap menilai, tidak sepantasnya sebuah lagu makian dirilis untuk menjelek-jelekkan Kangen Band. Pasalnya, lagu itu masuk ke industri nasional. Buruknya publisitas terhadap Kangen Band justru akan menjadi daya promosi tersendiri bagi pamor mereka. Seperti yang juga terjadi pada Inul dahulu.

"Kangen Band itu kalau boleh saya bilang adalah band setengah matang yang dibesarkan oleh publisitas. Seharusnya mereka menyadari, konsekuensi dari popularitas adalah, mereka harus bisa main bagus. Saya berharap sekali album kedua mereka akan ada progress perbaikan agar bisa bertahan seperti Inul. Karena kalau tidak, mereka akan habis," tegas Bens.

Yang Penting Laku

Bagi Kangen Band sendiri, munculnya kontroversi seputar kualitas musik mereka bukanlah masalah besar.

"Kami sih tetap berjalan saja. Mau orang benci atau apapun, yang penting kami laku. Sekarang saja, album Kangen Band sudah terjual lebih dari 400 ribu kopi. Itu kan berarti telah meraih double platinum," kata manajer Kangen Band, Sujana, kepada SP.

Lebih jauh lagi Jana, begitu ia akrab disapa, menyebutkan, para personel band asuhannya akan terus melaju bak pepatah "Anjing menggonggong kafilah berlalu." Mau musik mereka dibilang tidak bagus, tak mengapa. Disebut band bermusik sampah pun, Dodhy dkk tidak merasa keberatan.

"Ibaratnya, kalau di industri mobil, jika semua perusahaan membuat mobil BMW, Kijang tidak akan laku. Kami juga begitu. Kami membuat musik yang sesuai pasar. Kangen Band bisa kok bikin musik yang bagus karena anaknya juga pintar-pintar. Namun kami memutuskan untuk tidak usah idealis. Kami kan perlu makan, dan di sini kami jualan," jelas Jana.

Sikap cuek dan pasrah itu mulai menguap kala lagu rap yang menghujat Kangen Band diperdengarkan dimana-mana. Jana mengakui, emosi para personel Kangen Band, akhirnya sedikit terusik. Apalagi liriknya dinilai tidak etis karena bermuatan kata-kata kotor yang menghina.

"Sebenarnya sih anak-anak sempat kesal, tapi kami berusaha santai. Namun di dalam lagu itu, terdapat ancaman pembunuhan yang harus diwaspadai. Inilah yang sempat membuat mereka was-was kala manggung," ungkapnya.

Untuk sementara, Jana dan para personel Kangen Band berupaya untuk bersikap bijak. Mereka akan terus cari siapa yang membuat lagu itu dan menyelidikinya.

Maklum, informasi seputar sang pencipta dan penyanyi lagu hujatan tadi masih simpang-siur. Sebuah sumber SP mengatakan, si pencipta lagu dan penyanyi adalah mahasiswa sebuah sekolah seni di Jakarta. Namun Jana sendiri masih belum pasti karena ia pun mendapat info bahwa lagu tersebut juga berasal dari komunitas indie di Bandung atau Yogyakarta.

"Jika sudah ketemu, kami akan mengambil tindakan secara hukum karena ini sudah mengganggu. Mereka harus bertanggungjawab karena saat ini, anak kecil pun sudah tahu tentang lagu berkata-kata porno itu," tambahnya.

Untuk ke depan, seperti yang disebutkan tadi, Kangen Band akan terus berjalan di jalurnya. Dihina seperti apapun, mereka akan tetap jalan.

"Habis gimana dong. Dihina jelek, memang (kami) jelek. Dibilang udik, memang (kami) asalnya dari kampung. Itu semua fakta. Bagi kami, yang penting kan bermusik," kata personel Kangen Band.

idiot_malay Publish time 20-9-2007 11:54 PM

Good thread ...

[ Last edited byidiot_malay at 21-9-2007 12:07 AM ]

QueenLove Publish time 21-9-2007 07:30 PM

Originally posted by jf_pratama at 19-9-2007 11:12 PM http://forum3.cari.com.my/images/common/back.gif
Kasus Hujatan Kangen Band
Cermin Kecemburuan dan Persaingan Tidak Sehat

http://www.suarapembaruan.com/News/2007/09/19/Hiburan/19kangen.gif

Sebagai sebuah band, nama Kangen Band cukup membu ...

aku takde masalah ttg popularnya lagu2 dr indo kat sini...
takde masalah nak bawak masuk band2 ke sini...
tapi, kenapa bawak masuk kangen band? cukup lah psg lagu je kat radio (tp so far aku tak pernah dgr pun lagu kangen band kat radio)..
ini dtg sini buat show lagi... adoiiiilah...
better lagi dia bawak masuk radja yg sama2 dicaci maki dr kangen band ni..

;P

jf_pratama Publish time 21-9-2007 07:47 PM

Peterpan Wakili Indonesia di Korea
Jumat, 21 Sept 2007,

http://www.jawapos.com/images/1190302286b
            
JAKARTA- Grup band Peterpan mendapat kehormatan. Di tengah-tengah menjalankanibadah puasa, kelompok yang terdiri atas Ariel (vokal), Uki (gitar),Loekman (gitar), Reza (drum), dan dua additional player, Luki (bas) danDavid (keyboard), itu mewakili musisi Indonesia dalam rangka Asian SongFestival (ASF) 2007 di World Cup Stadium, Gwangju City, Korea Selatan,besok (22/9).

Dalam acara itu Peterpan bertemu musisi-musisiternama di tingkat Asia, mulai dari Tiongkok, Korea, Filipina,Hongkong, Thailand, sampai Taiwan yang diwakili oleh kelompok terkenalF4.

Peterpan berangkat dari Bandara Soekarno Hatta menumpangKorean Airlines, tadi malam. Beberapa jam sebelum berangkat, merekamenyempatkan untuk jumpa pers di studio Musica Jalan Perdatam, JakartaSelatan.

Menurut Gumilang Ramadhan, managing director businessdevelopment PT Musica Studio抯, panitia penyelenggara sudah melakukansemacam pengamatan terhadap kiprah Peterpan di industri musikIndonesia. Mereka memantau, mulai dari media cetak, radio, hinggatelevisi. Peterpan dianggap layak mewakili musik pop Indonesia.

Peterpanawalnya kesulitan menerima tawaran tersebut, dengan alasan Ramadan.Setelah mempertimbangkan matang-matang, tawaran itu akhirnya diterima."Lagipula, panitianya bilang, jika bukan Peterpan, tidak ada band lainyang boleh menggantikan," lanjut Indrawati Widjaja alias Ibu Acin, bosMusica.

Menurut Ariel, selain karena kehormatan, setidaknya adatiga alasan lain mengapa Peterpan menerima tawaran tersebut. Pertama,sekalian jalan-jalan ke luar negeri. Kedua, momen untuk manggung difestival besar dengan penonton yang beragam. "Biasanya, kalau kami keluar negeri, yang nonton orang Indonesia juga. Sebab kami manggung atasundangan KBRI (Kedutaan Besar Republik Indonesia, Red)," kata Ariel.

Alasanketiga, Peterpan akan sekalian mengerjakan klip video untuk lagu SallySendiri di sana. Karena itu, rombongan dari Bantal Guling Production dibawah arahan sutradara Abimael Gandhi, yang akan mengerjakan klipnyaitu, pun ikut serta. "Rencananya, kami empat hari di sana. Syuting klipvideo hari ketiga," terus Ariel.

Sementara itu, tentang puasa,para personel Peterpan menganggap sebagai musafir. Meski begitu, kataUki, tidak serta merta karena musafir lantas dijadikan alasan tidakberpuasa. "Kalau sudah niat dijalani, insya Allah bisa," ucapnya.(gen)

jf_pratama Publish time 22-9-2007 07:44 PM

Musisi Malaysia Seharusnya Introspeksi
http://www.suarapembaruan.com/News/2007/09/22/Hiburan/iconseps.gif
Antara/Str-Seno S

MusisiMalaysia seharusnya introspeksi diri mengapa lagu-lagu mereka tak dapatmenjadi tuan rumah di negerinya sendiri. Tak seharusnya mereka menudingmusisi Indonesia sebagai penyebab keterpurukan lagu-lagu mereka disana.

Hal itu dikatakan Ketua Yayasan Karya Cipta Indonesia (YKCI), Enteng Tanamal kepada SP,Kamis (20/9), menanggapi protes yang dilancarkan Persatuan Penyanyi danPencipta Lagu Malaysia (Papita), kepada radio swasta di Malaysia yangdinilai terlalu menomorsatukan lagu- lagu Indonesia.

Musisi Malaysia meradang. Karya mereka tak mampu bersaing dengan laguIndonesia di negerinya sendiri dan bersanding di negara Indonesia.Buntutnya mereka pun mendesak agar pemerintah Malaysia, promotor musikdan stasiun radio, serta televisi di Malaysia membatasi penampilanpenyanyi Indonesia di Malaysia.

"Musisi Malaysia seharusnya introspeksi diri kenapa mereka merasadisaingi. Saya rasa masalah ini ada keterkaitan politik bukanberdasarkan kenyataan. Karena nyatanya masyarakat di sana menyenangikarya musik Indonesia, tapi secara politik mereka mau memboikotIndonesia," kata Enteng.
Menurut Enteng, "menjamurnya" musik Indonesia di Malaysia, karena musikIndonesia mampu memenuhi selera pasar masyarakat Malaysia.
Seharusnyakondisi tersebut menyadarkan musisi Malaysia untuk lebih terpacumengembangkan karya-karya mereka sehingga sesuai dengan kebutu*an pasar.
"Apa yang dilakukan stasiun radio di sana tidak salah, mereka kanpengusaha tentu saja harus berusaha memenuhi selera pasar agarbisnisnya tetap berlangsung. Kenyataannya memang lagu Indonesia yanglebih disukai oleh masyarakatnya, jadi mau tidak mau ya yang merekaputar lagu-lagu Indonesia," urainya.

Enteng mengatakan, "meledaknya" lagu Indonesia di Malaysia terjadilantaran masyarakat Malaysia membutu*kan kehadiran lagu-lagu Indonesia.Karena alasan yang sama pula mengapa musik-musik barat (asing-red) kinimendominasi selera musik sebagian besar remaja Indonesia.

Kejayaan Malaysia

Di era 80- 90an, di Indonesia juga pernah terjadi "booming"lagu-lagu Malaysia dari artis-artis Malaysia seperti Amy Search, SheilaMadjid dan Siti Nurhaliza. Namun kondisi tersebut, kata Enteng, takpernah merisaukan musisi Indonesia.

Bahkan, lanjutnya, musisi Indonesia justru berkolaborasi dengan musisiMalaysia. Mereka "melahirkan" karya-karya yang mampu diterimamasyarakat kedua negara. Seperti duet Amy Search dengan Inka Christiedan Sheila Madjid dengan Oddie Agam, yang pada akhirnya melahirkanhit-hit sepanjang massa seperti Cinta Kita (Amy Search dan Inka Christie), serta Antara Anyer dan Jakarta (lagu karya Oddie Agam itu dipopulerkan oleh Sheila Madjid-red).
"Jadi kenapa sekarang giliran lagu Indonesia meledak di sana merekajadi merasa tersaingi. Dulu saja ketika kondisinya terbalik diIndonesia, musisi Indonesia tidak pernah protes," katanya.

Saat ini jika lagu-lagu Malaysia tak lagi mampu populer di Indonesia,jelas Enteng, lantaran musik mereka tak mampu memenuhi seleramasyarakat Indonesia. Jadi bukan karena ada permainan bisnis atau punboikot yang dilakukan oleh organisasi dan industri musik di Indonesia.

"Lagu Malaysia kini tak lagi sepopuler dulu karena kualitas merekarendah, sehingga masyarakat Indonesia tidak berminat. Mungkin secaraekonomi mereka hebat dan dari berbagai hal mereka lebih hebat dariIndonesia. Tapi untuk musik mereka harus akui bahwa musik Indonesialebih hebat dari Malaysia," ungkapnya.

Enteng menilai, desakan boikot yang dilancarkan Pappi terhadap musikIndonesia di Malaysia, tak kan berhasil. Pasalnya organisasi tak kanbisa membendung keinginan pasar, seperti halnya pemerintah Indonesiatak kan dapat melarang masuknya musik barat ke Indonesia.

"Alasannya apa mereka mau larang masyarakatnya dengerinlagu Indonesia? Larangan itu baru bisa dilakukan apabila karya seni itumelanggar etika, tapi kalau tidak, bagaimana mereka mau bendung seleramasyarakat?" ujarnya.

Enteng juga mengatakan, tuntutan Papita agar kedatangan musisiIndonesia ke Malaysia dibatasi terlalu berlebihan. Seharusnya yang kinidilakukan para musisi Malaysia adalah memperbaiki kualitas dan citrabermusik mereka, sehingga bisa diterima di negaranya sendiri.

"Terlalu berlebihan tuntutan Papita, sudah kalah pamor terus mau pakaiaturan sendiri. Berusaha dong untuk bisa menjadi lebih baik," tandasnya.

Enteng juga menyesalkan sikap Papita yang menilai hubungan budayaserumpun antara Indonesia dan Malaysia hanya retorik. Hubungan ituhanya konsep yang menarik di atas kertas tapi secara praktiknya negaraMalaysia lebih banyak mengalah dengan musisi Indonesia.

Belum Ada MoU

Sementara itu ketika dihubungi SP, Ketua Umum Persatuan Artis Penyanyi,Pencipta Lagu dan Penata Musik Rekaman Indonesia (Pappri), DharmaOratmangun, akan membicarakan masalah ini pada pemerintah Indonesia.Lewat hubungan diplomatik yang dimiliki Indonesia dan Malaysia, Pappriberharap masalah ini dapat diselesaikan dengan baik.

Meski Papita lewat koran terbitan Malaysia, Berita Harian, seperti dikutip kantor berita Antaramenyatakan, tidak kan berunding atau membicarakan masalah ini denganorganisasi musik Indonesia, Dharma tetap berencana akan mengajak Papitaduduk bersama membicarakan masalah ini.
"Nanti kalau sudah diajak bicara dengan Pappri, Papita akan tenang dankita bisa mencari penyelesaian masalah ini dengan baik. Saya rasa halitu perlu dikomunikasikan karena seperti apa yang kita lihat sendiri,musisi Indonesia tidak pernah protes ke industri kita ketika musisiMalaysia dielu-elukan di Indonesia, seperti Siti Nurhaliza danlain-lainnya. Termasuk ketika musik Malaysia meledak di Indonesia saatAmy Search dan Sheila Madjid datang ke Indonesia," katanya.

Dharma juga membantah pernyataan Papita yang dimuat di koran tersebut,bahwa sebelumnya pernah dibuat MoU antara Papita dengan organisasi ataupersatuan musik Indonesia, agar musisi dan industri musik Indonesiamendukung penyanyi Malaysia mencari peluang di Indonesia, tapi nyatanyaorganisasi musik Indonesia tidak berbuat apa-apa.

"Setahun lalu Papita memang pernah berkunjung ke Pappri dan berdialogbersama dengan kami. Namun apakah saat itu kita bikin MoU rasanya sihtidak, saya lupa tentang MoU-nya, nanti saya cek kembali," imbuhnya.

Sesalkan Papita

Dharma menyesalkan tuntutan Papita agar musik Indonesia dibatasi diMalaysia. Sebab seni musik merupakan bahasa yang universal dan tidakdibatasi dengan ruang, waktu maupun wilayah dan negara.

"Justru kita seharusnya bersahabat dengan musisi asing yang datang kenegara kita. Berkolaborasi untuk melahirkan karya-karya yang hebat.Karena justru disinilah peran penting seni musik sebagai bahasa yanguniversal. Musik seharusnya dijadikan sebagai forum untuk membangunnilai-nilai persahabatan antar bangsa dengan memakai bentuk komunikasikultural," jelasnya.

Meski demikian, kata Dharma, pihaknya dapat memahami kegalauan paramusisi Malaysia, lantaran karya mereka tak mendapat ruang apresiasidari masyarakatnya sendiri. Namun, seharusnya musik justru bisadijadikan media untuk saling meningkatkan kualitas berkarya dari musisikedua negara.
Menurut Dharma, hubungan antara musisi Indonesia dan Malaysia, baiksecara personal maupun profesional selama ini terjalin cukup mesra."Begitu juga dengan para pengusaha bisnis hiburan kedua negara,hubungannya sangat baik," ujarnya.

Dharma mengatakan, meski berencana akan mengajak Papita membicarakanmasalah ini, Pappri tak kan mencampuri proses kebijakan pemerintahMalaysia dalam menangani masalah ini.

"Tapi Pappri berharap di era globalisasi ini rasanya kita tidak bisamembatasi secara sepihak keinginan masyarakat untuk menggemari suatuseni. Yang harus kita waspadai adalah jangan sampai seni tersebutmengintervensi jati diri bangsa sendiri. Seniman Indonesia tidak pernahbermaksud mengintervensi jati diri bangsa Malaysia. Kita hanyaberkesenian apa adanya dan memberikan karya musik dalam bahasa yanguniversal sifatnya," tandasnya.

[ Last edited byjf_pratama at 22-9-2007 06:49 PM ]

jf_pratama Publish time 23-9-2007 07:58 PM

Alam dan Ramadhan



Album: Renungan Ramadhan
Nyanyian dan Gitar: Iwan Abdulrachman
Produksi: singHDHT (2007)
Produser: Eric Martialis


Berceritatentang alam sekalipun, penggubah lagu Iwan Abdulrachman terkesanmenampilkan sikap religius. Tak heran apabila teman-teman dekatnyamembungkus sejumlah lagu bernapaskan alam gubahan Abah Iwan梛ulukannyakini di Bandung梔alam sebuah kemasan rekaman "Renungan Ramadhan".


Baladanyanyian dengan hanya petikan gitar yang dibawakan Iwan kali ini memangtak satu kata pun menuturkan "Ramadhan". Rekaman yang diedarkanterbatas ini hanya berdurasi total 21 menit 80 detik, dalam rentangtujuh lagu-lagu yang dibawakan penggubahnya sendiri. Tetapi suasanareligius dalam setiap lagu Iwan, bisalah dibawakan dalam suasanaRamadhan sekalipun.


Sekurang-kurangnyaempat lagu, seperti Dhuha, Jiwa yang Tenang, Lembayung Senja, danTapak-tapak, adalah lagu-lagu gubahannya yang baru. Atau, lagu-lagulama Iwan pada tahun 1980-an (yang belum pernah beredar) namun diberilirik baru.


Adajuga lagu yang pernah diketengahkan Iwan dalam album "Mentari", sepertiDetik Hidup. Enak didengar dan diresapkan, sebagai renungan hidup:bahwa suatu ketika kita pun akan mati.


Detik-detikberlalu dalam hidup ini/Perlahan tapi pasti menuju mati/Kerap datangrasa takut menyusup di hati/Takut hidup ini terisi oleh sia-sia....(sha)
                                                                                                                                                                                                                   http://www.kompas.co.id/kompas-cetak/images-4/spacer.gif

jf_pratama Publish time 28-9-2007 07:25 PM

Musik Malaysia Monoton, Pasar Pun Jenuh
http://www.suarapembaruan.com/News/2007/09/28/Hiburan/27sitinu.gif Musik Malaysia kurang bisa diterima masyarakatnya sendiri, lantaran kurang bervariasi dan tidak sesuai dengan perkembangan zaman. Pasar lokal pun mengalami kejenuhan, dan akhirnya lebih memilih menikmati musik Indonesia yang banyak masuk ke Malaysia.

Demikian dikatakan salah seorang pelaku industri musik Malaysia, Sandy Monteiro kepada SP, baru-baru ini. Namun, kata Sandy, sebagai pelaku industri musik Malaysia, dirinya dapat memahami kekecewaan musisi Malaysia yang disampaikan lewat Persatuan Penyanyi dan Pencipta lagu Malaysia (Papita), kepada radio swasta di Malaysia, yang dinilai telah menganaktirikan musik Malaysia dan lebih menomorsatukan musik Indonesia untuk diputar di sana.

"Sebagai orang Malaysia saya dapat mengerti kekecewaan para musisi Malaysia kepada radio swasta Malaysia, karena lebih sering memutar lagu-lagu Indonesia daripada lagu Malaysia," katanya. Sebaliknya, lanjut Sandy, dirinya pun tak setuju dengan desakan Papita kepada pemerintah kerajaan Malaysia agar peredaran lagu Indonesia di Malaysia dibatasi.

Pasalnya, hal itu bukan merupakan solusi yang tepat untuk menyelesaikan masalah ini. Bahkan jika aksi pemboikotan, pelarangan atau pun pembatasan terhadap musik Indonesia di Malaysia terlaksana, hanya akan memperburuk hubungan persaudaraan antar negara yang selama ini telah terjalin cukup baik.

"Jalan tengah dari masalah ini adalah, membiarkan lagu-lagu Indonesia tetap masuk ke Malaysia seperti biasanya tanpa pembatasan, dan radio swasta di Malaysia memberikan porsi yang sama pada lagu-lagu Malaysia dan Indonesia untuk diputar di sana. Semuanya 50:50 jadi seimbang," ungkapnya. Sandy mengatakan, secara keseluruhan saat ini industri musik sedang mengalami penurunan, terlebih dengan adanya pembajakan.

Namun musik Malaysia semakin terpuruk lantaran industri musik Malaysia kurang memahami keinginan pasar lokal yang bervariasi dan hanya fokus pada satu jenis musik yang saat itu tengah disukai masyarakat. "Misalnya ketika lagu-lagu Siti Nurhaliza disukai pasar, semua industri musik Malaysia pun ikut-ikutan mengeluarkan lagu-lagu sejenis, jadi ada banyak Siti A, Siti B, Siti C dan Siti-Siti lainnya. Musik Malaysia dikuasai lagu-lagunya Siti. Lama-lama pasar pun menjadi jenuh karena tidak adanya keragaman itu," urainya.

Kehadiran lagu-lagu Indonesia di Malaysia, jelas Sandy, membawa angin segar bagi selera musik masyarakat Malaysia. Mereka pun menjadi gandrung dengan musik Indonesia yang bervariasi. "Kondisi ini ditangkap oleh para pengusaha radio swasta. Mereka pun mau tidak mau lebih sering memutar lagu-lagu Indonesia daripada lagu-lagu Malaysia. Sebab dengan memutar lagu Indonesia, radio mereka jadi banyak yang dengar karena isinya sesuai dengan permintaan pasar," ujarnya.

Meningkatkan Karya

Dengan demikian, kata Sandy, seharusnya kondisi ini menyadarkan para musisi Malaysia untuk lebih meningkatkan karya-karya musik mereka sehingga dapat lebih bisa diterima oleh masyarakatnya sendiri. "Justru mereka harusnya makin menyadari bahwa ternyata pasar sudah jenuh dengan musik Malaysia yang hanya berorientasi pada satu jenis musik (Siti Nurhaliza, Red). Sudah saatnya memberikan banyak pilihan musik pada pasar," jelasnya. Pemerintah Kerajaan Malaysia, kata Sandy, sejauh ini belum mengeluarkan larangan atau memenuhi desakan Papita untuk membatasi peredaran lagu-lagu Indonesia di Malaysia.

Hanya, yang membuat Pemerintah Kerajaan Malaysia menjadi gusar adalah penggunaan bahasa Indonesia oleh para DJ (Disk Jockey) di tempat-tempat hiburan di Malaysia kini semakin menjadi trend. "Okelah kalau lagu Indonesia digemari masyarakat sehingga jadi sering diputar di radio-radio swasta. Namun kan bukan berarti demam musik Indonesia di kalangan masyarakat jadi membuat para operator radio atau pun DJ ikut-ikutan menggunakan bahasa Indonesia dalam siarannya. Hal ini saya tidak setuju, dan ini pula yang kini akan diatur oleh Pemerintah Kerajaan Malaysia. Janganlah karena tren kemudian identitas bangsa jadi dilupakan," tuturnya.

Sandy mengatakan, dalam waktu dekat kalangan industri musik Malaysia akan mempertemukan Papita dengan kalangan radio swasta Malaysia untuk membicarakan masalah ini. Diharapkan dengan adanya pertemuan tersebut masalah ini akan segera dapat diselesaikan dengan baik. "Minggu ini saya pulang ke Malaysia, dan rencananya kami dari kalangan industri akan mengajak Papita bertemu bersama kalangan pengusaha radio swasta. Kami akan duduk bersama untuk membicarakan masalah ini dan mencari jalan tengahnya," ujarnya.

Sementara itu, produser dan pemilik label musik PT Musica Studio's, Indrawati Widjaja mengaku, dirinya belum mendengar adanya desakan pembatasan lagu Indonesia yang dilontarkan Papita. Hingga saat ini album penyanyi yang berada di bawah naungan PT Musica Studio's masih lancar beredar di Malaysia. "Saya belum dengar kabar apa-apa dari Malaysia. Menurut saya selama larangan itu belum disampaikan ke kami secara langsung, berarti tidak ada apa-apa. Semuanya masih aman-aman saja," imbuhnya.

Hal senada dikatakan vokalis grup band Peterpan, Ariel. Dirinya mengaku belum mendengar adanya protes dari Papita terhadap radio swasta di Malaysia. Namun Ariel menyesalkan jika Papita mendesak diberlakukannya pembatasan terhadap musik Indonesia di Malaysia hanya karena merasa tersaingi. "Kalau memang benar Papita mengeluarkan desakan seperti itu terhadap musik Indonesia tentu saja sangat disesalkan. Karena musik adalah bahasa universal tidak boleh ada yang melarang-larang karena itu menyangkut kebebasan masyarakat dalam mengapresiasi sebuah karya seni," jelasnya.

Sejah ini, menurut Ariel, hubungan antara Peterpan dengan beberapa musisi dari Malaysia cukup baik. Penampilan Peterpan pun di Malaysia selalu disambut dengan positif oleh media massa maupun masyarakat setempat.

[ Last edited byjf_pratama at 28-9-2007 06:34 PM ]

jf_pratama Publish time 29-9-2007 05:14 PM

"Siapa Ingin ke Surga", Album Pencerahan dari Arloji & de Marawis
http://www.suarapembaruan.com/News/2007/09/29/Hiburan/29arloji.gif

Mengisi bulan Ramadan dan menyongsong Hari Raya Idul Fitri,Arloji dan de Marawis meluncurkan album pencerahan berjudul Siapa Ingin ke Surga?Sebanyak 16 personelnya menyanyikan lagu-lagu rohani yang keseluruhanliriknya diambil dari ayat kitab suci Al-Qur'an dan Hadist.

"Awalnya kami iseng memainkan alat musik marawis sambil membawakan lagu-lagu Qasidah, Hadrah, Marawis, dan Al-Bayati yang masing-masing khas Timur Tengah. Akhirnya muncul ide untuk menyanyi lagu-lagu yang bernapaskan Islam, dengan harapan agar kami dapat lebih mencintai AllahSWT dan Rasullullah Muhammad SAW," ujar Barguna, vokalis, sepertidilansir SP dari rilis yang diterima, baru-baru ini.

Dahulu, lanjut Barguna, ia dan teman-temannya gemar mengunjungi klubmalam. Namun, setelah ia menyanyikan lagu-lagu rohani, ia mengaku hatidan pikirannya terbuka dengan lagu-lagu menyentuh hati yangdibawakannya.
"Saya sampai meneteskan air mata saat membawakan lagu karya Malia MN yang berjudul Sungguh Ku Malu Padamu," ungkapnya.

Seluruh anggota Arloji dan de Marawis mengaku, mempunyai hobi yangberbeda dalam bermusik, menari, dan menyanyi. Meskipun demikian, merekatetap kompak.

"Album ini terealisasi setelah kami iseng memainkan alat-alat musikmarawis milik Pondok Pesantren Bengkel Uniq Ampel Surabaya, kemudiankami diajarkan bagaimana cara memainkannya plus tarian khasnya, danternyata ini cukup asyik," kata Zepesha Gracia, pemain bass. Kemudian,ia dan teman-temannya berembuk untuk mencari pembuat lagu danaransemennya.

Sampai akhirnya, mereka bertemu dengan Pimpinan Yayasan H JiartoGresik, H Jiarto dan kemudian diperkenalkan dengan Malia MN dan Shidiq MN yang membuat dan mengaransemen lagu. Dari sinilah, Barguna dankawan-kawan setuju untuk membawakan lagu karya Malia dan Shidiq.

Hanya melalui proses dua minggu untuk menyelesaikan album rohanitersebut, album itu pun langsung dibawa Jiarto ke Lamongan, Surabaya,Kediri. Meskipun album belum resmi beredar, dikatakan Barguna, pesanan kaset sudah mencapai 20.000 keping, "Bahkan perkumpulan pelajar di Australia dan Malaysia pun sudah memesan album kami," ujar Barguna.

Jiarto, yang bertindak sebagai Executive Producer, memutuskan untukmembiayai seluruh pembuatan album, dan menyiapkan 10 video klip sekaligus. Barguna sepakat, setiap 50 persen keuntungannya akandiberikan kepada pondok-pondok pesantren, panti asuhan, panti jompo,dan kaum dhuafa.

"Kami hanya mengambil amalannya. Termasuk sang pembuat lagu dan aransemen, Malia dan Shidiq, merelakan royalti dari hasil penjualan ring tone dan ring back tone 50 persen untuk dibagikan," ujar Barguna.

Arloji dan de Marawis mengatakan, mereka hanya akan bersenang-senangagar dapat mencintai Allah SWT dan Rosul-Nya, sekaligus siar.

"Kami masing-masing punya grup, seperti saya Zepsha, dan Chipponk darikelompok musik EddyTV. Sementara personel lainnya ada dari kelompok tari Yukitanari, kelompok musik On Air, After Close, dan kelompok Marawis Bengkel uniq Ampel Surabaya," kata Barguna.

[ Last edited byjf_pratama at 29-9-2007 04:18 PM ]
Pages: 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 [15] 16 17 18 19 20 21
View full version: KUMPULAN BERITA MUSIK INDONESIA PALING ANYAR


ADVERTISEMENT